Senin, 25 Oktober 2010

karbamazepin

Dwi Praniti
04.07.1567
akp7

Karbamazepin
Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia :5H-Dibenz[b1flazepina-5-karboksamida].
- Sifat Fisikokimia :Pemerian : Serbuk putih sampai hampir putih. Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan aseton (farmakope Indonesia ed.IV)
Golongan/Kelas Terapi
Antikonvulsi

Nama Dagang
Bamgetol
Cetazep Suppositoria
Teril
Karbamazepin (Generik)
tegretol


Indikasi
Epilepsi semua jenis,kecuali petit mal, neuralgia trigeminus; propilaksis pada manik depresif.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Penanganan Seizure :
Dosis untuk dewasa dan anak di atas 12 tahun adalah 200 mg 2 kali sehari atau 100 mg ), 4 kali sehari. Dosis dinaikkan sampai 200 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis untuk anak 6-12 tahun adalah 100 mg, 2 kali sehari atau 50 mg, 4 kali sehari.
Dosis untuk anak di bawah 6 tahun adalah 10-20 mg/kg berat badan dalam 2-3 dosis terbagi.
Penanganan neuralgia trigeminus :
Dosis awal 100 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg setiap hari dengan peningkatan 100 mg setiap 12 jam untuk tablet atau peningkatan 50 mg, 4 kali sehari sampai rasa sakit hilang.(AHFS Drugs Information p.2144)

Farmakologi
Aksi farmakologi dari karbamazepin secara kualitatif mirip dengan antikonvulsan derivat hidantoin. Aktifitas antikonvulsan dari karbamazepin, seperti fenitoin, pada dasarnya dengan membatasi hantaran seizure dengan mengurangi potensiasi posttetanic (PTP) transmisi sinaps. Karbamazepin menghilangkan nyeri pada neuralgia trigeminal dengan mengurangi transmisi sinap di dalam nukleus trigeminal. Karbamazepin juga mempunyai efek sedatif, antikolinergik, antidepresan, relaksasi otot, antiaritmia, antidiuretik, dan aksi penghambatan transmisi neuromuskular. Karbamazepin hanya mempunyai efek analgesik ringan. (AHFS Drugs Information p. 2139).

Stabilitas Penyimpanan
Tablet karbamazepin, tablet lepas-lambat dan tablet kunyah harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, tidak tembus cahaya dan pada temperatur tidak lebih dari 30°C (AHFS Drugs Information p. 2139)

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap karbamazepin, antidepresan trisiklik, atau komponen sediaan; depresi sumsum tulang belakang; (Lexi-Comps Drug Information Handbook p. 269)

Efek Samping
Biasanya dihubungkan dengan hipermagnesemia, mual, muntah, haus, flushing kulit, hipotensi, aritmia, koma, depresi nafas, ngantuk, bingung, hilang refleks tendon, lemah otot, kolik dan diare pada pemberian oral.

Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Alkohol : Efek samping SSP dari Karbamazepin mungkin ditingkatkan.
Analgetik : dekstropropoksifen menaikkan efek karbamazepin; khasiat tramado diturunkan oleh karbamazepin
Antibakteri : metabolisme doksisiklin dipercepat (mengurangi efek); kadar plasma karbamazepin ditingkatkan oleh klaritromisin, eritromisin dan isoniazid (hepatoksisitas isoniazid mungkin juga meningkat)
Antikoagulan : metabolisme nikumalon dan warfarin dipercepat (mengurangi efek antikoagulan)
Antidepresan : antagonisme efek antikonvulsan (ambang kejang diturunkan); kadar plasma karbamazepin ditingkatkan oleh fluoksetin, fluvoksamin, dan viloksazin; metabolisme mianserin dan trisiklik dipercepat (menurunkan kadar plasma); disarankan untuk menghindari pemakaian bersama MAOI atau dalam waktu 2 minggu setelah MAOI
Antiepileptika lain : pemberian bersama dua atau lebih obat antiepileptika dapat meningkatkan toksisitas tanpa diiringi peningkatan dalam efek antiepilepsi; selain itu interaksi antara masing-masing obat antiepilepsi mempersulit pemantauan pengobatan;interaksi termasuk peningkatan efek, peningkatan sedasi, dan penurunan kadar plasma
Antimalaria : klorokuin dan meflokuin melawan efek antikonvulsan
Antipsikotik : antagonisme efek antikonvulsan (ambang kejang menurun); metabolisme haloperidol, olansapin dan sertindol dipercepat (menurunkan kadar plasma)
Antivirus : lihat Ritonavir
Antagonis-Kalsium : diltiazem dan dan verapamil menaikkan efek karbamazepin; efek felodopin, isradipin dan mungkin nikardipin dan nifedipin dikurangi.
Glikosida jantung : hanya metabolisme digitoksin yang dipercepat (mengurangi efek) Kortikosteroid : metabolisme dipercepat (menurunkan efek)Siklosporin : metabolisme dipercepat (menurunkan kadar plasma siklosporin)
Diuretik : meningkatkan risiko hipoatremia
Antgonisme Hormon : danazol menghambat metabolisme karbamazepin (meningkatkan efek); metabolisme toremifen mungkin dipercepat
Litium : dapat terjadi neurotoksisitas tanpa meningkatkan kadar plasma litium
Relaksan otot : efek relaksan otot non-depolarizing dilawan (kepulihan dari blok neuromuskular dipercepat)
Estrogen dan Progesteron : karbamazepin mempercepat metabolisme kontrasepsi oral (menurunkan efek konrasepsi)
Retinoid : Kadar plasma mungkin diturunkan oleh isotretinoin
Teofilin : metabolisme teofilin dipercepat (mengurangi efek)
Tiroksin : metabolisme teofilin dipercepat (dapat meningkatkan kebutuhan akan tiroksin pada hipotiroidisme)
Obat-obat Antiulkus : metabolisme dihambat oleh simetidin (menaikkan kadar plasma karbamazepin) Vitamin : karbamazepin mungkin menaikkan kebutuhan vitamin D (IONI, hal 487).

- Dengan Makanan : Kadar karbamazepin dalam darah dapat meningkat bila diberikan dengan jus grapefruit; hindari digunakan bersama-sama. (Lexi-Comps Drug Information Handbook p. 270)

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan :
Faktor resiko D :
Ada bukti positif risiko kematian janin, tetapi jika manfaat pemberian melebihi risiko yang dapat ditimbulkan terhadap ibu hamil maka dapat digunakan (mis : jika obat dibutuhkan pada keadaan yang mengancam jiwa atau untuk penyakit yang serius dan tidak ada obat lain yang lebih aman untuk digunakan. Dapat menembus plasenta.

- Terhadap Ibu Menyusui : Terdistribusi dalam air susu ibu / tidak direkomendasikan. (AHFS Drugs Information p. 2158)
- Terhadap Hasil Laboratorium : Dapat berinteraksi dengan beberapa tes kehamilan, meningkatkan BUN, AST, ALT, bilirubin, alkalin fosfatase; menurunkan kalsium, T3, T4 dan natrium.

Parameter Monitoring
CBC dengan hitung platelet, retikulosit, kadar besi dalam darah, panel lipid, tes fungsi hati, urinalisis, BUN, kadar karbamazepin dalam serum, tes fungsi tiroid, kadar natrium dalam serum, pemeriksaan mata (refleks pupil); amati pasien yang mengalami sedasi yang berlebih, terutama saat dosis dinaikkan. (Lexi-Comps Drug Information Handbook p. 271)
Bentuk Sediaan
Tablet 125 mg, 250 mg, Tablet Kunyah, Tablet Lepas Lambat, Sirup
Peringatan
Gangguan hati atau gangguan ginjal, hamil, menyususi, hindari pemutusan obat mendadak, riwayat penyakit jantung, glaukoma, riwayat reaksi hematologik terhadap obat lain. (IONI hal 154)
Mekanisme Aksi
Selain sebagai antikonvulsan, karbamazepin mempunyai efek sebagai antikolinergik, antineuralgik, antidiuretik, pelemas otot, antimanic, antidepresif dan antiaritmia. Menekan aktifitas ventralis nukleus pada talamus atau menurunkan transmisi sinaptik atau menurunkan jumlah stimulasi temporal yang menyebabkan neural discharge dengan cara membatasi influks ion natrium yang menembus membran sel atau mekanisme lain yang belum diketahui; menstimulasi pelepasan ADH dan berpotensi meningkatkan kemampuan ADH untuk mereabsorpsi air; secara kimia terkait dengan antidepresan trisiklik. (Lexi-Comps Drug Information Handbook p. 270)
Daftar Pustaka
IONI
BNF
AHFS
LEXI-COMP'S Drug's Information Handbook



Peran dan Tanggung jawab perawat sehubungan dengan pemberian obat:
• Perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai obat.
• Mendukung keefektivitasan obat.
• Mengobservasi efek samping dan alergi obat
• Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
• Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
• Perawatan, pemeliharaan dan pemberian banyak obat-obatan merupakan tanggung jawab besar bagi perawat.
Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat.
Di RS : meskipun bagian farmasi yang bertanggung jawab untuk penyimpanan, penamaan dan distribusi obat ke ruangan merupakan tanggung jawab perawat
• Obat harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada saat kegawatan
Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.

Peran perawat dilihat dari batas kewenangannya sbb:
1.Peran independen: merupakan peran dimana perawat secara legal dapat melakukan tindakan secara mandiri
2.Peran dependen: Perawat tergantung kepada profesi lain
3.Peran Interdependen: (kolaborasi) peran dimana perawat melakukan tindakan terhadap masalah kesehatan yang memerlukan penanganan bersama.

Pengetahuan Farmakologi yang harus dimiliki perawat :
•Dosis
•Mekanisme Kerja Obat
•Mekanisme tubuh
•Efek Obat
•Efek Samping Obat
•Cara Pemberian obat
•Interaksi obat dengan bahan lain
•Makna pemberian obat
•Perilaku dan persepsi pasien dalam menerima terapi obat

Efek Obat :
• Efek terapeutik
efek yang dinginkan, efek utama
ex: morfin sulfat adalah analgetik,
diazepam mnghilangkan kcemasan
•Efek samping
efek yang tidak diinginkan, biasanya dapat diprediksi
ex: digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi miokard tapi efek sampingnya mual muntah
• Toksisitas obat
efek yang merusak terhadap organisme aatau jaringan sebagai akibat overdosis
ex:depresi pernafasan akibat penumpukan morfin sulfat dalam tubuh.
• Alergi obat
Reaksi immunologi terhadap suatu obat.dapat ringan atau berat. Bervariasi mulai dari ruam kulit sampai diare berat yaitu syok anapilaktif
PEMBERIAN OBAT
Prinsip 5 Benar :
1. Benar order (dosisnya)
2. Benar obat
3. Benar pasien
4. Benar cara pemberian
5. Benar waktu pemberian
6. Benar pendokumentasiannya.


Pada dasarnya ada empat jenis order pengobatan:
1.Staat order (perintah segera), mendadak, cyto hanya berlaku satu kali
2.Single order (perintah tunggal), Satu kali pemberian pada saat tertentu, namun tidak segera diberikan. SA (Sulfa atropin) untuk persiapan operasi
3.Standing order (perintah tetap) jangka waktu tertentu, misalnya gentamicin 500 mg selama 7 hari pada pasien post op.
4.perintah kalau perlu diberikan jika dperlukan saja, ex: asam mefenamat untuk nyeri.

Daya kerja obat secara fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi reaksi obat:

1.Absorpsi obat
Obat bergerak dari sumber ke dalam aliran darah, kecuali topical drugs
Faktor yang mempengaruh : Cara pemberian, jenis obat, makanan,keadaan pasien.

2.Pergerakan obat dalam tubuh.
Absorpsi darah dan di dalam limfatik, ke luar melalui sel, masuk ke jaringan
Faktor yang mempengaruhi sirkulasi cairan tubuh:
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Cardiac patologik

3.Metabolisme obat
Sirkulasi obat jaringan berinteraksi dengan sel perubahan zat kimia menjadi lebih efektif bereaksi diekskresi hati darah mucosa usus, dan ginjal

4.Ekskresi obat
Obat setelah bereaksi keluar melalui
Ginjal (urine)
Intestinal (Faeces)
Paru-paru (udara)

Yang mempengaruhi reaksi obat:
•Usia dan BB
•Jenis kelamin
•Faktor psikologis
•Kondisi sakit kronik
•Waktu dan cara pemberian
•Lingkungan

Daftar pustaka
http://www.google.co.id/search?hl=id&biw=994&bih=401&&sa=X&ei=0nzFTOumN4mMvQOk7ISvCA&ved=0CCsQBSgA&q=karbamazepin&spell=1
http://meetabied.blogspot.com/2010/03/hal-hal-yang-perlu-diketahui-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar