ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN ABORTUS INCOMPLETUS
DI BANGSAL KENANGA RSUD WATES
YOGYAKARTA
Disusun oleh:
ISTIQOMAH
NIM:04040737
A/KP/VI
KONSENTRASI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2010
DENGAN ABORTUS INCOMPLETUS
DI BANGSAL KENANGA RSUD WATES
YOGYAKARTA
Disusun oleh:
ISTIQOMAH
NIM:04040737
A/KP/VI
KONSENTRASI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2010
LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS INCOMPLETUS
A.Pengertian
Abortus incomplitus adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi keluaran, sisa yang ketinggalan/ plasenta.
Abortus incompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
(Prawirohardjo, 1994, hal : 307)
Abortus incompletus adalah apabila janin dan plasenta tampak dikeluarkan sebagai suatu konsep utuh, sejumlah jaringan plasenta sering sering sering robek lepas dan tetap menempel pada dinding uterus.
(Benzion Taher, M.D. HAL : 62)
Abortus incompletus adalah proses abortus dimana sebagian konsepsi telah keluar melalui jalan lahir.
(Dr. Chrisdiono M. Achadiat, SpOG : 26)
A.Penyebab
Abortus incompletus terjadi karena :
Terjadi pada kehamilan yang lebih besar
Umur kehamilan yang lebih muda daripada 8 minggu
Ibu hamil yang menderita berbagai penyakit :
Infeksi virus rubela, herpes simpleks, sitomegali, campak, hepatitis
Penyakit kronis
Penyakit endokrin
Malnutrisi
Pengaruh toksin
Trauma psikis
Akibat laparatomi
Keracunan obat
Penyakit diabetes melitus
Terken polio
B.Manifestasi Klinik
Biasanya terjadi pada kehamilan yang lebih besar yaitu lebih dari 8 minggu. Setelah terjadi pendarahan dan pembukaan pada serviks, kantong kehamilan menonjol keluar dan His yang terjadi melepaskan konseptual dari tempat implamantasinya dan keluar melalui ostium uteri. Keadaan yang sering terjadi adalah setelah ketuban menonjol lalu pecah dan diikuti keluarnya fetus plasenta sebagian atau seluruhnya tertahan. Inilah yang menyebabkan pendarahan berlangsung terus karena sisa konseptus yang tertahan mencegah uterus berkontraksi dengan baik sehingga masih terdapat pembuluh darah yang belum tertutup.
Jika yang tersisa sangat sedikit akan terjadi pelepasan perlahan-lahan. Sisa yang lebih besar akan menimbulkan perdarahan yang dapat berlangsung berhari-hari malahan bisa berbulan-bulan. Abortus incompletus seperti ini lebih sering terjadi pada kehamilan yang lebih besar walaupun bisa juga terjadi pada umur kehamilan yang lebih muda daripada 8 minggu.
(Dr. TMA Chalik, Sp.OG hal : 21)
C.Tanda dan Gejala
1.Data Subyektif
Nyeri Abdomen adalah Nyeri suprapubik terjadi akibat kontraksi uterus dalam usaha mengeluarkan isi uterus. Mula-mula nyeri cenderung ringan dan intermiten, tetapi secara bertahap menjadi lebih hebat.
Perdarahan pervagina ini merupakan gejala yang paling khas dari abortus incomplitus. Jumlah perdarahan cenderung lebih banyak daripada darah haid biasa : perdarahan mungkin hebat dan bahkan cukup berlebihan untuk menyebabkan syok hipovolemik.
Selama jaringan plasenta tetap melekat sebagian pada dinding uterus, maka kontraksi miometrum terganggu, pembuluh darah di dalam segmen telanjang pada tempat plasenta berdarah hebat. Pasien dapat mengeluarkan banyak bekuan darah atau janin yang dapat dikenal atau jaringan plasenta.
Gejala haid : Biasanya pasien telah melewatkan dua siklus haid, karena abortus incomplitus cenderung terjadi kira-kira 10 minggu setelah mulainya siklus haid terakhir.
Gejala kehamilan : Banyak pasien sadar akan hilangnya gejala kehamilan subjektif. Gejala ini mungkin menandakan kematian janin intrauteri yang mendahului abortus spontan.
2. Data Objektif
Pemeriksaan umum : suhu badan normal, kecuali ada infeksi penyerta nadi, tekanan darah dan pernapasan normal, kecuali abortus terinfeksi atau hipovolemia akibat perdarahan berlebihan.
Pemeriksaan abdomen : Abdomen biasanya lunak dan nyeri tekan
Pemeriksaan pelvis. Pada pemeriksaan spekulum, sering vagina mengandung banyak bekuan darah dan serviks tampak mendatar dan dilatasi jaringan plasma dapat terlihat di osteum uteri atau vagina.
Pada pemeriksaan vagina, serviks lunak, dilatasi dan mendatar. Jaringan plasenta atau bekuan darah atau keduanya dapat teraba. Uterus membesar dan lunak. Daerah adneksa normal.
D.Pemeriksaan
1.Pemeriksaan laboratorium darah : Hb, Leukosit, Trombosit, Hematokrit, dan Golongan darah untuk mengkaji perubahan dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
2.Kimia klinik : Ureum, kreatinin, GDS, kultur urine, darah vaginal dan lokhea.
3.Pemeriksaan fisik
Auskultasi :
Leopoid I
Leopoid II
Leopoid III
Leopoid IV
Konsep Keperawatan
a.Pengkajian dasar data pasien
Tinjauan ulang catatan prenatal sampai adanya terjadi abortus incomplitus
b.Sirkulasi
Kehilangan darah selama terjadi perdarahan karena abortus
c.Integritas Ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai ketakutan, marah atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekpresikan ketidak mampuan untuk menghadapi suasana baru.
d.Eliminasi
Kateter urinarius mungkin terpasang : urin jernih pusat, bising usus tidak ada
e.Makanan/ cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal
f.Neurosensorik
Kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak anestesi spinal epidural
g.Nyeri/ kenyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber : misal nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek anestesi : mulut mungkin kering.
h.Pernapasan
Bunyi paru jelas dan vesikuler
i.Keamanan
Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena pemasangan infus dan nyeri tekan.
j.Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus
k.Pemeriksaan Diagnostik
Jumlah darah lengkap, hemoglobin/ hematokrit (Hb/Ht). Mengkaji perubahan dari kadar efek kehilangan darah pada pembedahan urinalisis, kultur urine, darah vaginalm, dan lokhea : Pemeriksaan tambahan didasarkan pada kebutuhan individual.
(Doengoes, MZ, & Mary P.M., 2001)
(Dr. TMA Cholik, DsOG)
E.Fokus Intervensi
1.Nyeri (akut) berhubungan dengan inkontinuitas jaringan, efek-efek anestesis
Kriteria Hasil :
a.Mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk membatasi nyeri/ ketidaknyamanan dengan tepat.
b.Tampak rileks, mampu tidak/ istirahatdengan tepat, nyeri berkurang.
Intervensi
a.Tentukan karakteristik dan ketidaknyamanan
b.Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.
c.Evaluasi tekanan darah dan nadi, perhatikan perubahan perilaku yaitu kegelisahan karena kehilangan darah berlebihan dan kriteria nyeri.
d.Ubah posisi klien, kurangi rangsangan yang berbahaya dan berikan gosokan punggung.
e.Anjurkan penggunaan teknik pernafasan, relaksasi dan distraksi
f.Lakukan latihan nafas dalam
g.Berikan analgetik sesuai program
2.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya tempat masuknya organisme sekunder terhadap tindakan curratage
Kriteria Hasil :
Tanda-tanda infeksi tidak muncul
Intervensi :
a.Kaji dan awasi tanda-tanda infeksi
b.Kurangi masuknya organisme pada individu
c.Ganti balutan dengan cara septik dan aseptik
d.Lindungi individu yang defisiensi imunitas dari infeksi
e.Berikan antibiotik sesuai program terapi
3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan sekunder akibat pasca abortus
Kriteria Hasil :
Dapat memperlihatkan kemajuan dalam beraktivitas
Intervensi :
a.Monitor TTV
b.Kaji respon individu terhadap aktivitas
c.Tingkatkan aktivitas secara bertahap
d.Instruksikan klien untuk konsultasi kepada dokter dan ahli terapi fisik.
4.Kurang pengetahuan mengenai perubahan fisiologis periode pemulihan, perawatan diri, dan kebutuhan perawatan pasca abortus berhubungan dengan kurang informasi.
Kriteria Hasil :
Dapat memahami tentang perubahan fisiologis periode pemulihan, kebutuhan-kebutuhan individu melakukan aktivitas/ prosedur yang perlu.
Intervensi :
a.Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar.
b.Berikan rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan format standarisasi
c.Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis yang normal
d.Tinjau ulang kebutuhan-kebutuhan perawatan diri.
(Doengoes, ME, 2000)
RESUME KEPERAWATAN
1.Tanggal pengkajian : 12 Januari 2010
2.Nama pengkaji : ISTIQOMAH
3.Ruang : Kenanga
4.Waktu pengkajian : 08.55 WIB
Identitas
1.Identifikasi Klien
Nama : Ny. S
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Karang Wuluh, Temon, Kulon Progo
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia
Tanggal masuk : 11 Januari 2010
No. RM : 367648
Diagnosa medis : Abortus incompletus
2.Identitas Penanggung Jawab :
Nama : Tn. U
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Karang Wuluh, Temon, Kulon Progo
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Suami
Riwayat Kesehatan
a.Keluhan utama
Pasien mengatakan takut dan cemas
b.Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan 1 hari sebelum dibawa ke RS pasien tiba-tiba mengalami perdarahan. Kemudian pasien ke Puskesmas dan dirujuk ke RSUD Wates di Poli Kandungan pada tanggal 11 Januari 2006 jam 10.36 G2P1A0 hamil 3 bulan. Setelah USG ternyata pasien mengalami abortus incompletus. Kemudian dari polikandungan dibawa ke ruang bersalin/ kenanga dengan KU: sedang, tekanan darag 110/70 mmHg. Tinggi fundus uteri tidak teraba. Dan keluar darah sedikit, saat dikaji pasien mengatakan agak cemas dengan tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi : 80 x/mnt, suhu : 3660C. Pasien belum mendapat terapi, rencana akan dicurratage.
c.Riwayat Obstetrik
Pasien mengatakan siklus mentruasi 28 hari lamanya 3-7 hari. Hari pertama haid terakhir (HPHT) pada tanggal 28 Oktober 2005. TFU tidak teraba dan tidak terdengar Djj.
d.Riwayat KB
Pasien sebelumnya pernah KB yaitu KB suntik tapi kemudian berhenti karena badan menjadi gemuk.
e.Rencana KB
Pasien mengatakan setelah ini akan melakukan KB IUD/ spiral
f.Riwayat Persalinan
Pasien mengatakan sebelumnya dia pernah melahirkan 1 anak. Anak pertama laki-laki berat badan lahir 2800 gram dan lahir spontan
g.Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya belum belum pernah mengalami abortus. Pasien sudah pernah mengalami persalinan di Bidan dan belum pernah dirawat di RS.
h.Riwayat Penyakit keluarga
Pasien mengatakan ibu pasien pernah mengalami abortus 1 kali.
Pola Pengkajian Fungsional Gordon
3.Persepsi Kesehatan - Pola manajemen kesehatan
Saat dikaji : Pasien mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit yang dilakukan klien membawakannya ke Puskesmas/ bidan.
4.Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur dan minum 7-8 gelas tidak ada pantangan.
Saat dikaji : pasien makan nasi, lauk, sayur dan minum 6-7 gelas tidak masalah.
5.Pola Eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAK 4-5 kali seharu warna kuning, bau khas dan BAB 1-2 kali sehari warna kuning, konsistensi lembek, bau khas.
Saat dikaji : pasien tidak mengalami gangguan dalam beraktivitas dan tidak dibantu keluarga.
6.Pola Latihan dan aktivitas
Sebelum sakit : pasien dalam beraktivitas tanpa bantuan orang lain.
Saat dikaji : pasien tidak mengalami gangguan dalam beraktivitas dan tidak dibantu.
7.Pola persepsi dan kognitif
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien mengatakan belum tahu bagaimana merawatnya.setelah dilakukan curratage dan bagaimana efeknya.
8.Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : pasien biasa tidur 7-8 jam perhari tidak pernah tidur siang dan tidak ada masalah.
Saat dikaji : pasien mengatakan bisa tidur seperti hari biasa.
9.Konsep diri dan Persepsi diri
a.Gambaran diri
Pasien mengatakan suka pada bagian tubuh semuanya tidak ada yang tak disukainya.
b.Ideal diri
Pasien mengatakan ingin menjadi ibu yang baik bagi anak dan keluarga
c.Peran
Pasien seorang ibu berumur 24 tahun berperan sebagai ibu dari 1 putra.
d.Harga diri
Pasien senang menjadi ibu dari 1 putra dan istri bagi seorang suami, dan merasa dihargai.
10.Pola Peran dan Hubungan
Sebelum sakit : pasien berhubungan dengan keluarga dan tetangga baik.
Saat dikaji : hubungan dengan keluarga, perawat, dan pasien lain baik.
11.Pola Reproduksi dan Seksual
Tidak dikaji.
12.Pola koping
Sebelum sakit : pasien mengatakan jika ada masalah selalu cerita dengan suami dan orang tuanya.
Saat dikaji : pasien juga sedang bercerita dengan suami dan orang tuanya.
13.Pola keyakinan dan nilai
Sebelum sakit : pasien biasa sholat 5 waktu dan selalu berdoa kepada Alloh SWT.
Saat dikaji : pasien hanya berdoa dan menyerahkan seluruhnya kepada Alloh.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum, Sedang, Cmpos mentis
Tanda-tanda Vital ; TD= 110/70 mmHg N= 80 x/mnt S=36,6 0C
Pemeriksaan Cepalo Caudal
Kepala : Rambut agak panjang berombak, warna hitam, bersih.
Mata : Simetris konjungtiva merah muda, penglihatan jelas tidak menggunakan alat bantu.
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada gangguan penciuman
Telinga : Simteris, tidak ada ganggun-gangguan pendengaran.
Mulut : Bersih, tidak ada stomatis, mukosa mulut lembab.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, JVP Normal
Dada : Simetris, payudara simetris tidak ada benjolan atau kelainan.
Abdomen: Bunyi peristaltik (+), striae tidak ada
Punggung: Tidak terdapat luka decubitus
Vagina Perianal : Perdarahan sedikit warna merah muda.
Rektum : Tidak terjadi hemoroid
Ektrimitas: Ekstrimitas atas tangan kiri terpasang infus KAEN BB, ektrimitas bawah dapat bergerak bebas.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal
Golongan darah : A
Hemoglobin : 12,49 %
Leukosit : 11,600
LED : 55/70 mm/jam N L < 14 P<20
Jenis Leukosit :
Cosinofil 2% N 1-3
Basofil 0% N 0-1
N. Batang 2% N 2-6
Terapi
Tanggal 11 Januari 2006
Terapi cairan KA – EN MG 3
Terapi tanggal 12 Januari 2010
Terapi oral : Ampicilin 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 X
Diit : Nasi
ANALISA DATA
Nama : Ny. S
Ruang : Kenanga
No RM : 367648
TANGGAL
NO
DATA FOKUS
PROBLEM
ETIOLOGI
PARAF
11-01-10
09.00
12-01-10
09.00
I
II
III
IV
DS : Pasien mengatakan perasaannya agak cemas
DO : Pasien terlihat kawatir Raut wajah was-was
DS : Pasien mengatakan tidak tau tentang penyakit dan pengobatannya
DO : Pasien terlihat bingung pasien bertanya
DS : Pasien menyatakan nyeri pada daerah abdomen, skala 3 nyeri hilang timbul seperti ditusuk
DO : Pasien tampak meringis pasien tampak memegangi perut
DS : -
DO : terdapat luka pada daerah uterus
Cemas
Kurang pengetahuan
Nyeri
Resiko tinggi infeksi
Kurang pengetahuan
Kurang informasi
Inkontinitas jaringan akibat pembersihan sisa plasenta.
Tempat masuknya Organisme sekunder terhadap tindakan curratage
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
Ruang : Kenanga
No RM : 367648
NO. DX
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL DITEMUKAN
PARAF
I
II
III
IV
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Nyeri (akut) berhubungan dengan inkontinuitas jaringan akibat pembersihan sisa plasenta
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tempat masuknya mikroorganisme sekunder akibat tindakan curratage.
11-01-2010
11-01-2010
12-01-2010
12-01-2010
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
Ruang : Kenanga
No RM : 367648
Tanggal
No Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Paraf
11-01-10
09.00
12-01-10
09.00
I.
II.
III.
IV.
Setelah dilakukan tindakan kepewatan selama 1x24 jam diharapkan cemas dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Pasien terlihat tenang
Tidak terlihat kawatir
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit, diharapkan kurang pengetahuan dapat teratasi kriteria hasil TD
Pasien mengerti tentang penyakit dan pencegahan
Setelah dilakukan tinakan keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil :
Skala nyeri : 0
Pasien tidak memegangi daerah nyeri
Pasien tidak meringis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
Tidak muncul tanda-tanda infeksi
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.
Bina hubungan saling percaya
Berikan lingkungan yang tenang
Berikan dan ajarkan teknik relaksasi
Kaji tingkat pengetahuan klien
Berikan pendidikan kesehatan .
Kaji kesiapan dan kemampuan pasien memahami informasi.
Berikan segala informasi tentang segala yang belum diketahui.
Kaji KU dan keluhan pasien
Monitor TTV
Kaji intensitas skala nyeri
Posisikan senyaman mungkin dan anjurkan istirahat
Ajarkan teknik relaksasi
Berikan terapi sesuai program : Analgetik
Monitor TTV
Observasi tanda-tanda infeksi
Ganti balutan dengan cara septik dan aseptik
Berikan antibiotik sesuai program.
IMPLEMENTASI
Nama : Ny. S
Ruang : Kenanga
No RM : 367648
TGL/ JAM
NO DX
IMPLEMENTASI
RESPON
PARAF
11-01-10
08.50
09.10
09.20
12-01-10
08.55
10.00
11.00
12-01-10
12.00
12.10
12.15
14-01-10
05.30
05.45
06.00
06.15
I. II
I
II
I
I
I. II
II
I II
II
I
III IV
III
III
III
IV
III
IV
III, IV
III
Mengkaji KU dan Keluhan pasien
Mendorong/ menganjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
Mengkaji tingkat pengetahuan klien
Mengajukan kontrak untuk penkes
Memberikan lingkungan yang tenang
Mengkaji KU dan keluhan pasien
Membina hubungan saling percaya.
Mengkaji TTV
Mengkaji kesiapan dan kemampuan pasien memahami informasi.
Memberikan pendidikan kesehatan
Memberikan informasi tentang segala yang belum diketahui
Mengajarkan teknik relaksasi memberikan lingkungan yang tenang
Mengkaji KU dan keluhan pasien
Mengkaji intensitas skala nyeri
Memposisikan pasien senyaman mungkin dan anjurkan istirahat/ bedrest.
Mengajarkan teknik relaksasi
Memonitor TTV
Mengkaji KU dan keluhan pasien
Mengkaji intensitas skala nyeri
Mengobservasi tanda-tanda infeksi
Memberikan terapi oral sesuai program :
Ampicilin 500 mg
Memberikan diit sesuai program nasi
Menganjurkan pasien untuk istirahat
KU pasien, sedang mengeluh, agak cemas
Pasien merasa agak cemas dan rindu pada anak-anak
Klien mengungkapkan belum mengerti tentang penyakitnya.
Pasien menerima kotrak
Pasien merasa tenang
KU pasien sedang pasien mengatakan sudah tidak cemas.
Pasien percaya
TD : 110/70 mmHg
S : 36 0C
N : 80 x/mnt
Pasien merasa siap
Pasien mendengarkan penjelasan
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien merasa tenang
Pasien KU, sedang, mengeluh nyeri perut skala 3.
Pasien mengatakan nyeri.
Pasien mengikuti anjuran
Pasien kooperatif
TD : 120/80 mmHg
S : 36,2 0C
N : 84 x/mnt
KU pasien sedang
Pasien mengatakan sudah tidak nyeri.
Skala nyeri pasien O
Tidak timbul tanda-tanda infeksi
Terapi oral masuk
Pasien mengikuti anjuran
EVALUASI
Nama : Ny. S
Ruang : Kenanga
No RM : 367648
Tgl / jam
No. Dx
EVALUASI (SOAP)
Paraf
12-01-10
07.00
14-01-10
07.00
I.
II
III
IV
S : Pasien mengatakan sudah tidak cemas
O : - Pasien terlihat tenang
Pasien tidak was-was dan gelisah
TTV TD : 110/70 mmHg N : 80 x/mnt
S : 36 0C
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
S : Pasien mengatakan sudah paham dan mengerti tentang penyakit
O : - Pasien sudah tidak bingung
Pasien dapat menjawab pertanyaan
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
S : Pasien mengatakan sudah tidak nyeri, skala nyeri 0
O : - Pasien terlihat rileks
Wajah pasien tidak terlihat meringis
TD : 120/80 mmHg N : 84 x/mnt
S : 36,20C
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
S : -
O : - tidak timbul tanda-tanda infeksi
TD : 120/80 mmHg N : 84 x/mnt
S : 36,20C
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak: Textbook of Pediatrics Edisi 12, Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Sunoto Pratanu (1990), Penyakit Jantung Rematik, Makalah Tidak dipublikasikan, Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar